Sebagai penerbit buku bacaan untuk anak, kami percaya bahwa setiap halaman yang dibuka oleh anak adalah pintu menuju dunia yang lebih luas, lebih cerdas, dan lebih berkarakter. Di momentum Hari Anak Nasional tahun ini, kami ingin mengajak masyarakat khususnya para orangtua untuk merenungkan kembali peran besar buku dalam membentuk masa depan anak-anak kita.
Tak dapat dihindari, dunia saat ini sedang berada di era serba digital yang dapat diakses setiap saat tanpa saringan sehingga aktivitas kembali ke buku merupakan salah satu jawaban untuk menghindari gempuran informasi digital yang tanpa saringan tersebut. Tampilan buku di era digital ini telah mendesak pihak-pihak yang bertanggung jawab di dalam penyediaan konten untuk menghadirkan buku yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga kaya akan nilai, cerita, dan makna. Buku anak bukan sekadar hiburan, melainkan alat pembentuk karakter dan kecerdasan yang sangat efektif jika dikenalkan dan dibiasakan sejak dini.
Anak-anak yang terbiasa membaca sejak kecil akan memiliki kemampuan memahami dunia secara lebih dalam. Mereka belajar mengenal emosi, membedakan mana yang benar dan salah, dan dapat melihat beragam sudut pandang. Berbagai macam cerita sederhana yang tersaji tentang persahabatan, keberanian, atau kejujuran bisa menanamkan nilai-nilai itu tanpa harus menggurui. Di sinilah peran buku: mendidik tanpa terasa seperti dididik.
Namun, membaca hanya akan berdampak kuat jika menjadi kebiasaan yang konsisten. Dan peran orangtualah yang menanamkan kebiasaan yang konsisten. Anak-anak yang memiliki rutinitas membaca cenderung lebih tenang, lebih fokus, dan lebih ekspresif dalam berkomunikasi. Ini bukan kebetulan — buku melatih daya pikir, memperluas kosa kata, dan membangun fondasi literasi sejak usia emas.
Sebagai penerbit, tanggung jawab kami tidak hanya mencetak buku, tapi juga ikut membentuk budaya literasi. Kami terus berinovasi dalam membuat buku-buku yang sesuai dengan perkembangan anak, baik dari sisi isi maupun desain. Kami percaya, buku anak yang baik adalah yang bisa membuat anak jatuh cinta pada membaca — bukan karena disuruh, tapi karena mereka menikmati.
Momentum Hari Anak Nasional adalah saat yang tepat untuk mengingatkan kita para orangtua bahwa anak-anak tidak hanya butuh makanan bergizi untuk tubuh, tapi juga makanan untuk pikiran dan hati. Buku adalah salah satu asupan terbaik itu.
Cahaya Pustaka Nusantara mengajak semua pihak—orang tua, pendidik, pemerintah, dan industri—untuk bersama-sama memastikan bahwa setiap anak Indonesia punya akses pada bacaan yang bermutu, menyenangkan, dan membangun karakter karena masa depan anak-anak kita dan masa depan bangsa ini, sangat ditentukan oleh cerita-cerita yang mereka baca hari ini. (DJ)